Categories
Puisi

Biarlah PergiĀ 

Kutulis sepucuk surat 

Untukmu penguasa hati 

Yang tak memiliki naluri 

Panggilan yang kusematkan itu

Kini bukan untukmu lagi 

Sekian lama bisu

Kini aku tahu 

Kau tak pernah merindukanku 

Bak bulan dan matahari 

Yang tak pernah bersatu 

Aku dan dirimu pun takkan bertemu 

Aku yang selalu menunggu 

Ternyata berakhir pilu 

Dirimu bukan untukku 

Jika saja waktu itu 

Kudengarkan ombak berderu 

Mungkin aku akan tahu 

Tapi apalah dayaku 

Hatiku telah memilihmu 

Mataku selalu menatapmu 

Dan bibirku selalu menyebut namamu 

Dalam kesendirian aku diam 

Pedih, perih, mencekam kurasa

Aku harus pergi 

Dari lautan kebohongan ini 

Sebelum tenggelam 

Dan tak  kembali lagi