Kutulis sepucuk surat
Untukmu penguasa hati
Yang tak memiliki naluri
Panggilan yang kusematkan itu
Kini bukan untukmu lagi
Sekian lama bisu
Kini aku tahu
Kau tak pernah merindukanku
Bak bulan dan matahari
Yang tak pernah bersatu
Aku dan dirimu pun takkan bertemu
Aku yang selalu menunggu
Ternyata berakhir pilu
Dirimu bukan untukku
Jika saja waktu itu
Kudengarkan ombak berderu
Mungkin aku akan tahu
Tapi apalah dayaku
Hatiku telah memilihmu
Mataku selalu menatapmu
Dan bibirku selalu menyebut namamu
Dalam kesendirian aku diam
Pedih, perih, mencekam kurasa
Aku harus pergi
Dari lautan kebohongan ini
Sebelum tenggelam
Dan tak kembali lagi