Temu

Detik jam meramaikan sepi

Deras hujan telah berganti

Sang dewa siang

Gagah perkasa tak tertanding

Menyinari jiwa-jiwa rapuh

Menerangi hati yang luluh

Sebab rindu selalu menyapa kalbu

Aku malu pada sang Dewa

Tak pernah merindukan sang Dewi

Walau hanya sehari

Sebab ketika semua telah tergaris

Akan ada saatnya mendapat temu

Peluk Puisi

Aku rindu puisiku

Syair indah penuh lagu

Bait cantik penuh makna

Aku rindu puisiku

Lama tak kurasa

Sebab cinta telah usang

Aku rindu puisiku

Dimana kamu

Alasanku tetap menari

Aku rindu puisiku

Sebab dengannya

Aku mampu memelukmu

Utuh

Mungkin aku terlalu lemah

Mencoba lupa

Namun tak bisa

Mencoba mengalah

Namun tetap sama

Aku masih berharap

Jarak kan persatukan kita

Walau rindu membuat sesak

Tapi aku tetap bertahan

Walau dirimu tak lagi bersamaku

Namun kenangan itu utuh

Dalam buaian masa lalu

Batas

Semua tentang rindu 

Semua tentang waktu

Terangkum dalam satu kata yaitu Kamu 

Hanya mampu menulis sajak-sajak rindu 

Dalam balutan nada-nada merdu 

Tersaji dalam bait-bait bisu

Untukmu 

Penguasa hatiku yang jauh

Namun, hangat cinta dekatkan selalu 

Tak pernah lelah menunggu 

Walau hati sangat merindu 

Percayalah 

Aku menunggumu kan selalu menunggumu

Di batas rindu senja itu 

Ijinkanlah

Selamat pagi semesta

Ijinkan aku rehat sejenak dari segala

Aktivitas gila dunia

Kesibukan fana nan membahana

Dan kehidupan nyata nan hura-hura 

Aku lelah

Berkelana kemana saja

Demi menguak isi semesta

Hal-hal fana selalu mengiringi

Setiap langkah yang tak pasti 

Dan

Di akhir bulan ini 

Hanya satu yang ingin kukunjungi

Rumah..

Dimana lelah dan letih

Hilang seketika melihat senyum mereka 

Orang-orang yang kusayangi 

Wahai semesta,, ijinkanlah aku pulang sebelum berperang!!!

Senyum yang Ku Suka

Sampai kapankah aku harus menyimpan cinta ini? 

Sampai kapankah mulut ini akan bungkam?  

Jujur aku tak mampu mengatakan padamu

Yang ku mampu hanyalah diam menatap senyummu

Senyum yang mungkin bukan untukku 

Tapi aku suka itu 

Dan sampai saat ini kusadari

Bahwa ku masih merindu.

Derai Hujan Ini

Deraian hujan masih membasahi 

Suara guntur senantiasa menghiasi

Seakan menemani siang nan gelap ini

Hubungan ini masih berjalan walau kadang tak sejalan

Rindu ini tak mau berlalu 

Dalam hati yang kelabu

Hati yang penuh ragu 

Karena dirimu tak kunjung berseru 

Aku yang pernah rapuh

Tak ingin lagi terjemurus

Dalam lautan kepalsuan 

Tak mau lagi terhasut

Dalam bualan kusut 

Wahai hujan 

Bawalah senyuman dibalik 

Derasnya dirimu 

Virus Rindu

Malam selalu indah berhias bintang 

Terlihat sang bulan senantiasa menemani

Alunan alam semesta melarutkanku dalam kerinduan

Semilir angin bak membisikkan nada-nada indah 

Rasa itu muncul lagi bersama kenangan lalu

Mungkin virus rindu menyerangku lagi 

Virus ini datang tak tampak

Merasuki hati yang sepi 

Menyusup perlahan 

Membawa kenangan yang usang 

Namun bermakna

Wahai virus rindu segeralah pergi

Carilah mangsa lain

Aku sudah lelah melawan rindu ini 

Mengolah Rindu

​Andai aku memiliki keahlian mengolah rindu

Tentu hatiku takkan pernah rapuh 

Jiwaku takkan meragu 

Tentang alunan dalam kalbu 

Dirimu yang kuburu 

Ternyata secepat ini berlalu

Aku bagaikan kain lusuh

Yang kau tinggalkan malam itu  

Tak kusangka itu dirimu

Berlalu bagaikan debu

Menghantam halus kedua mataku

Hanya mampu terpaku

Dalam hembusan angin lalu

Asal kau tahu

Walau mulut membisu

Hati berseru

Aku masih merindu

Takkan Sampai

Mendung kali ini memberiku satu jawaban pasti.

Bahwa rinduku takkan pernah sampai padamu.